Gemabisnis.com, JAKARTA–Jurubicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif berharap momen pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang berlangsung pada Nopember 2024 dapat memacu produksi industri dalam negeri.
“Kami harap Pilkada dapat membawa berkah bagi industri di dalam negeri,” ujar Febri , saat mengumumkan Indeks, Kepercayaan Industri (IKI) bulan Agustus 2024, di Sentul, Kamis (29/08/2024).
Menurut Febri, dana Pilkada yang dikucurkan pemerintah melalui APBN dan APBD yang besarnya mencapai Rp26 triliun, wajib digunakan untuk pembelian produk-produk dalam negeri, terutama produk industri kecil dan menengah (IKM).
“Selain itu, dana yang diguyurkan para paslon juga diharapkan mengarah pada pembelian produk buatan dalam negeri,” ujarnya.
Dengan banyaknya pembelian produk dalam negeri, ungkap Febri, maka industri di dalam negeri akan lebih bergairah lagi yang ujungnya akan meningkatkan indeks kepercayaan industri di bulan-bulan berikutnya.
Febri menjelaskan kalau besaran IKI bulan Agustus 2024 mencapai 52,40 atau sama dengan IKI bulan Juli 2024. Namun melambat 0,82 poin dibandingkan dengan nilai IKI Agustus tahun lalu yang sebesar 53,22.
Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat 20 subsektor mengalami ekspansi dan tiga subsektor kontraksi. 20 subsektor ekspansi memiliki kontribusi sebesar 94,6 % terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan II 2024.
Adapun tiga sub sektor industri yang mengalami kontraksi adalah industri tekstil, industri kertas dan barang kertas serta industri olahan lainnya,” jelas Febri.
khusus untuk industri kertas dan barang kertas, kontraksi terjadi karena banjirnya produk kertas impor sebagai dampak dari perjanjian perdagangan dengan negara lain sehingga memudahkan masuknya barang impor .
Secara umum, kegiatan usaha industri pengolahan di bulan Agustus 2024 meningkat 4,1 % menjadi 34,8 %. Persentase responden yang menjawab kondisi usahanya meningkat dan stabil, meningkat dari 76,6 % menjadi 79.1 %.
“Persentase tersebut merupakan angka tertinggi sejak IKI dirilis,” ucap Febri.
Sementara persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya menurun melanjutkan penurunan selama 5 bulan terakhir menjadi 20,9 % pada Agustus 2024.
Febri juga menjelaskan bahwa pada Agustus 2024, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya enam bulan ke depan kembali turun dibandingkan dengan Juli 2024, yaitu sebesar 71,6 %. Penurunan optimisme ini melanjutkan penurunan dari angka optimisme tertinggi pada bulan Juni 2024.
Di bulan Agustus juga, sebanyak 22,5 persen pelaku usaha menyatakan kondisi usahanya stabil selama 6 bulan mendatang. Angka ini meningkat 0,4 % dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya. Persentase pesimisme pandangan pelaku usaha terhadap kondisi usaha 6 bulan ke depan sebesar 5,9 %, turun tipis dari 6,0 % pada bulan Juli 2024. By