Gemabisnis.com, JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memberikan kuliah umum pada rangkaian perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-54 Media Indonesia di Jakarta, Kamis (1/2). Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti membahas Transformasi Ekonomi Lingkungan Indonesia Menuju Titik Keseimbangan.
Menteri Siti menyampaikan masyarakat Indonesia harus terus mengikuti turbulensi dan berproses menuju sebuah titik keseimbangan ekonomi dan lingkungan. Pada saat yang sama, terus membangun paradigmatik pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, dengan pijakan sustainability dengan pendekatan environment, social dan governance (ESG).
“Kita terus ikuti turbulensinya. Saya percaya turbulensi masih akan terus berjalan, karena di lingkungan disebutnya homeostasis, turbulensi yang terus bergerak secara spiraltik, bukan linier. Saya setuju dalam hal ini ESG yang menjadi pegangan,” katanya seperti dikutip siaran pers Kementerian LHK Jumat (2/2).
Selama hampir 10 tahun ini, lanjut Siti, masalah yang selalu menjadi pembicaraan adalah situasi kompleksitas. Sebetulnya masalah itu sudah diketahui, tetapi bagaimana membedahnya dan langkah-langkah korektifnya. Selain itu, didapatkan juga persoalan kunci seperti deforestasi, karhutla, hutan sosial, karbon dan kebijakan alokasi sumber daya serta instrumen-instrumen perencanaan pengawasannya.
Lebih lanjut, Menteri Siti mengatakan transformasi ekonomi lingkungan juga ditempuh melalui upaya untuk mendorong percepatan rekonfigurasi skenario bisnis berbasis SDA, dari big-resources and small-value, menuju small-resources and big-value, seperti bio-prospecting dan teknologi sebagai basisnya.
Optimalisasi perizinan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan (hutan) untuk investasi berwawasan lingkungan, dan membangun produktivitas rakyat pun menjadi perhatian penting. Hal tersebut dibarengi penguatan instrumen perlindungan dan pengelolaan lingkungan serta perangkat perencanaan, pengawasan, dan pengendalian (Renwasdal) untuk memastikan terwujudnya investasi berwawasan lingkungan.
Yang terbaru, tranformasi ekonomi lingkungan diwujudkan melalui aktualisasi Nilai Ekonomi Karbon untuk pengendalian emisi GRK dalam pembangunan nasional dan stimulasi ekonomi.
Selanjutnya, Menteri Siti mengatakan ada dua esensi pokok pada aspek lingkungan agar berhasil, yaitu pertama kebijakan, berupa insentif atau disinsentif, dan kedua, kampanye publik.
“Untuk poin kedua ini, kita akan kembangkan kerja sama untuk membangun komunikasi publik yang lebih konkret, dengan melibatkan kampus/akademisi juga para jurnalis,” katanya.
Kuliah umum kali ini secara khusus mengangkat bagaimana kesiapan segenap komponen bangsa menuju transformasi Indonesia. Tema besar HUT Media Indonesia sendiri yaitu Transformasi Indonesia.
Berbicara tema tersebut, Menteri Siti mengatakan tema yang diangkat sangat baik, yang secara khusus mempertegas soal Environment Social and Government (ESG). Ia menyampaikan terima kasih karena value itu sudah dibangun.
“Terimakasih juga karena saya kira Media Group sudah banyak berbicara tentang lingkungan,” pungkasnya.
Agenda kuliah umum dilanjutkan sesi diskusi bersama para pihak diantaranya akademisi, pelaku usaha, dan jurnalis. Turut hadir CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib, Direktur Utama Media Indonesia Gaudensius Suhardi, dan jajaran pimpinan Media Group.
Usai memberikan kuliah umum, Menteri LHK Siti Nurbaya berkesempatan untuk membuka Festival Kopi Nusantara yang digelar sebagai salah satu rangkaian agenda HUT Media Indonesia. Menteri Siti turut memberikan apresiasi kepada para peserta festival yang merupakan pelaku UMKM, dimana sebagian diantaranya merupakan produsen kopi konservasi. (YS)