Gemabisnis.com, JAKARTA – Biosecurity New Zealand terus memantau secara seksama laporan ledakan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di Indonesia, Wakil Direktur Jenederal Biosecurity New Zealand Stuart Anderson mengatakan hal itu menyusul terjadinya ledakan PMK di empat kabupaten di Provinsi Jawa Timur akhir-akhir ini. Demikian dilaporkan Scoop.co.nz
“Kami memahami ledakan PMK ini belum dilaporkan secara formal ke Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dan kami terus memantau secara seksama perkembangan yang terjadi di Indonesia,” kata Stuart dalam siaran persnya seperti dikutip Sccop.co.nz, Sabtu (7/5).
Menurut Stuart, Selandia Baru merupakan salah satu dari sedikit negara yang menerapkan kebijakan biosecurity untuk PMK paling ketat di dunia dan walaupun resikonya relatif rendah pihak Biosecurity New Zealand tetap memberika peringatan kepada para pelaku usaha peternakan di negara tersebut.
Sistem biosecurity yang berlapis-lapis di Selandia Baru mencakup antara lain analisis resiko, inspeksi visual, pemeriksaan menggunakan sinar X, teknologi scanning dan penggunaan anjing pelacak untuk mencegah masuknya barang-barang yang beresiko yang dibawa ke wilayah Selandia Baru oleh para pelancong atau masuk melalui jasa pengiriman barang.
Semua petikemas yang diangkut melalui jasa pelayaran dan barang impor diperiksa untuk mencegah resiko biosecurity.
Stuart mengatakan Biosecurity New Zealand terus berupaya mendapatkan informasi lebih lanjut dari Indonesia dan juga akan mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Australia. “Kami akan mengkaji informasi terkini dari Indonesia dan akan meningkatkan berbagai langkah pencegahan yang sudah sangat ketat diterapkan di perbatasan jika diperlukan.”
Menurut Stuart, sebuah audit yang dilakukan tahun lalu atas rantai pasok inti sawit dari Indonesia yang digunakan sebagai suplemen pakan di Selandia Baru, menunjukkan bahwa produk tersebut telah memenuhi berbagai persyaratan kesehatan impor yang sangat ketat.
“Kami berencana menawarkan para ahli kami untuk memberikan bantuan teknis di lapangan kepada Indonesia sekaligus untuk mencari tahu kepastian selanjutnya,” tegas Stuart.
Stuart juga menggarisbawahi bahwa dugaan ledakan PMK di Indonesia juga merupakan bentuk peringatan bagi para peternak di Selandia Baru untuk tetap menerapkan berbagai langkah biosecurity yang ketat guna mencegah masuknya penyakit tersebut ke Selandia Baru.
“Para peternak seharusnya tidak memberikan pakan yang berasal dari produk daging yang belum diberikan perlakuan kepada ternak, terutama babi, dan mereka harus tetap menjaga agar para tamu dari luar negeri tidak mendekat ke kawasan peternakan selama seminggu setelah mereka melakukan kontak terakhir dengan hewan di negaranya. Sangatlah penting bagi para peternak untuk terus menggunakan sistem pelacakan hewan secara nasional dan menerapkan rencana biosecurity yang ketat di wilayah peternakan.
Stuart kembali mengingatkan para peternak untuk segera menghubungi dokter hewan atau nomor hotline kesehatan hewan jika menemukan gejala penyakit pada ternaknya seperti demam tinggi, mulut dan kuku yang melepuh atau pengikisan dan ketimpangan (ketidakseimbangan tubuh) hewan.
Pekan sebelumnya, tambah Stuart, pemerintah Selandia Baru telah mengumumkan penambahan anggaran untuk biosecurity sebesar NZ$42,9 juta. Sebagian dari anggaran tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kegiatan kesiagaan menghadapi PMK bersama para mitra utama di sektor peternakan. (YS)