Gemabisnis.com, JAKARTA – Belum genap sebulan yang lalu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan launching pelepasan ekpor telur konsumsi ke Singapura, kini Indonesia kembali mengekspor telur tetas atau hatching egg (HE) ayam ke Myanmar.
Ekspor dilakukan oleh salah satu perusahaan perunggasan terintegrasi yaitu PT Super Unggas Jaya sebanyak 58.500 butir HE yang nantinya akan menghasilkan 18.000 ekor Day Old Chick (DOC) Parent Stock (PS).
“Telur yang diekspor ini merupakan telur tetas dengan kualitas terbaik dan dihasilkan dari indukan umur yang performa terbaik,” kata Nasrullah, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) saat hadir pada acara seremoni pelepasan ekspor di unit Hatchery PT Super Unggas Jaya yang bertempat di Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9).
“Kita semua tentunya berbahagia karena produk peternakan kita hari ini berhasil mengirimkan kembali ekspor ke Myanmar,” ucap Nasrullah dalam keterangan persnya yang diterima redaksi, Senin (18/9).
Nasrulah menyampaikan, ekspor ini dapat dilakukan dengan tetap memprioritaskan kebutuhan dalam negeri sesuai arahan presiden, dimana produksi komoditas yang saat ini berlebih harus didorong agar mampu menangkap peluang ekspor.
“Kita lihat perkembangan produksi unggas yang jumlahnya cukup luar biasa dan tercatat surplus, tentunya surplus ini kita dorong untuk ekspor,” kata Nasrullah.
Produk akhir telur tetas (HE) PS Broiler adalah daging ayam ras. Saat ini Indonesia telah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan produksi daging ayam mencapai sekitar 3,85 juta ton per tahun, sedangkan berdasarkan data prognosa ketersediaan dan kebutuhan nasional untuk konsumsi daging ayam sekitar 3,5 juta ton/tahun, sehingga mempunyai cadangan neraca atau surplus sebanyak 348.000 ton.
“Kami terus mendorong pelaku usaha perunggasan agar mampu melakukan ekspor dan bersaing di pasar global,” ucap Nasrullah seraya menambahakan keberhasilan ekspor ini sebagai kolaborasi dan sinergi semua pihak.
Dia menyebutkan, pencapaian terbesar ekspor peternakan pada tahun 2022 hingga triwulan III 2023, di mana Indonesia telah berhasil menembus pasar Singapura, serta adanya persetujuan ekspor produk Indonesia oleh UEA. “Artinya selama beberapa tahun ini proses peningkatan nilai tambah dan daya saing bahkan hilirisasi terus berjalan sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha dan selera konsumen,” ungkap Nasrullah.
Lebih lanjut Nasrullah menyampaikan, Kementan mendorong peningkatan ekspor dengan beberapa kebijakan, terutama untuk meningkatkan kualitas produk peternakan, yaitu sistem kompartemen bebas Avian Influenza, penerapan Good Breeding Practices, Prinsip-Prinsip Kesejahteraan Hewan (Animal Welfare), dan jaminan keamanan pangan melalui Sertifikasi Veteriner.
“Ekspor ini menjadi salah satu kado dalam rangka bulan bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan yang ke-187, harapannya mampu menginspirasi peternak, khususnya peternak unggas, untuk tetap semangat menjadi pahlawan pangan Indonesia,” tutur Nasrullah.
Nasrullah sebutkan, kinerja ekspor komoditas peternakan pada periode Januari – Juli Tahun 2023 (angka sementara) senilai US$790,7 juta setara Rp 11,8 triliun, dengan pertumbuhan nilai ekspor meningkat sebesar 9,56% dan pertumbuhan volume ekspor 15,36% dibandingkan periode yang sama Tahun 2022.
Sementara itu, Direktur PT. Super Unggas Jaya, Han Jung Kyu menyebutkan, bibit yang diekspor merupakan bibit unggulan yang telah lulus serangkaian persyaratan yang diminta oleh negara tujuan ekspor kami yaitu Myanmar, dan strain yang dikirim adalah strain Ross
“Dengan momen ini kami berharap supaya perusahaan kami dapat terus berkembang. Selain itu juga kami akan segera merealisasikan ekspor ke negara – negara yang sudah terbuka akses pasarnya seperti ekspor karkas ke Timor Leste, Singapura serta penjajakan potensi ekspor ke Korea Selatan,” jelas Han.
Han mengaku sangat berterimakasih kepada pihak pemerintah yang banyak membantu kegiatan ekspor tersebut khususnya Ditjen PKH Kementan. Dia juga meminta pemerintah terus mendukung perusahaan agar potensi ekspor dapat terus dikembangkan sekaligus menambah jangkauan usaha peternakannya. (YS)